Sabtu, 19 Mei 2012

Belum Ada Judul Chap 2

Dina mengajakku jalan ke sebuah mall tidak jauh dari rumah sakit itu.
satu jam aku diajaknya mengelilingi mall dari lantai dasar hingga ke lantai atas dan kembali lagi ke lantai dasar.


" haduhh din.. kita mau ngapain sih muter-muter ga jelas kayak gini!! ga pegel apa kaki lo??" clotehku kesal


" nggak ngapa-ngapain sih zi.. kan mau cuci mata aja sambil nunggu Rivan istirahat hehe.." ucapnya enteng


" whaattt??? cuci mata?? cuci aja sana pake sabun colek, udah yuk balik lagi ke rs keram nih kaki gw "


" Ahh lo mah keram dibuat-buat bilang aja mau cepet-cepet ketemu rivan kan?? " tuduhnya padaku


" beneran tau!! tapi yaaa.. itu juga sih hehehe.. " ucapku sambil melet-melet (hehe..)


" yaudah deh kita ke rs aja bentar lagi rivan juga istirahat "




*        *        *

Aku terduduk diruang tunggu rs sambil memijat - mijat kakiku.. tiba- tiba telpon ku berdering


" Hallo?? iya bunda.. aku lagi nemenin dina ke rs bun.. ada apa?" jawabku


" kamu bisa pulang sekarang gak nak.. ayah jantungnya kumat lagi!! " jawab bunda dengan panik


" hah?? iya bunda aku pulang sekarang!!" jawabku dengan panik pula


" kenapa lo zi???" tanya dina


" bokap gw penyakit jantungnya kumat lagi din, gw balik duluan gpp kan?? "


" ya ampuun.. iya gpp , apa mau gw anterin?? "


" ga usah din gw balik sendiri aja " jawabku sambil berjalan keluar rumah sakit.


*         *         *


Aku berlari memasuki rumah.. pikiranku kalut setelah melihat ayah yang ku sayangi terkapar tak berdayadiranjangnya  karna jantungnya kumat. terlebih kulihat bunda terduduk menangis disampingnya, tak kuasa ku menahan air mata ini.


" bunda.. kenapa penyakit ayah kambuh lagi? " tanyaku lirih


" tadi ada beberapa orang dari perusahaan kesini, mereka menarik semua bagian saham mereka " jawab bunda sambil terisak -isak


Aku hanya terdiam berdiri disamping bunda.. kutatap keadaan ayah sungguh kesedihanku makin bertambah.. terlebih aku mengingat semua perkataan ayah sebulan yang lalu bahwa perusahan ayah terancam kebangkrutan..
Selama sebulan ini ayah telah berusaha memperjuangkan perusahannya dan dengan egoisnya aku malah tidak memperdulikan ayah. Oh ayah maafkan aku, bukannya aku tidak memperdulikan keadaanmu sungguh aku bingung harus berbuat apa.


Aku berjalan menuju kamarku, sedih memikirkan keadaan keluargaku sekarang.Kubaringkan tubuhku,kututupi kepalaku dengan bantal, berharap semua ini hanya ilusi belaka. Namun kenyatan tetaplah kenyataan, begitu banyak fikiran dalam otakku hingga aku hanya bisa bertanya-tanya dan menyalahkan Tuhan.


Mengapa ini terjadi?
Tuhan mengapa Kau berikan cobaan ini?
mengapa Kau berikan sakit kepada Ayahku?
mengapa Perusahaan ayah bangkrut?
Apa salah ku Tuhan?
bukankah kami selalu beribadah pada-Mu??
kami tidak pernah lupa pada-Mu..




Akupun terlelap larut dalam kesedihan. Jam menunjukan pukul 7 malam, bunda membangunkanku, menyuruhku untuk makan malam. Aku menuruni tangga dengan lesu, rasanya malas menjalani hari- hari ku yang sekarang ini.


" kamu makan dulu nak, pucat sekali kamu hari ini. Apa kamu sakit? " tanya bunda sedikit panik


" Nggak bunda, aku baik- baik aja kok, gimana keadaan ayah bun? " jawabku lesu


" Alhamdulillah sudah mendingan nak " jawab ayah menuju ruang makan


" Ayah... kok ayah keluar dari kamar sih?? ayah kan masih sakit " kata bunda penuh dengan perhatian


" Kalo ayah terus diam dikamar yang ada malah tambah sakit, bunda sayang, bunda istirahat aja, dari siang tadi bunda kan jaga ayah terus pasti lelahkan?" jawab ayah dengan penuh cinta kepada bunda


" Tidak ayah, itukan memang sudah kewajiban bunda sebaai istri" jawab bunda malu-malu


Aku hanya tersenyum melihat ayah dan bunda dengan harmonisnya saling memperhatikan satu sama lain. Ucapan ayah yang penuh cinta kepada bunda dan perhatian cinta bunda kepada ayah, sungguh seperti semua masalah yang ada pada keluarga kami lenyap seketika.


" ayo.. ayoo.. makan yukk udah laper ni ezi " jawabku dengan penuh semangat


" oohh iya ayokk.. bunda hari ini masak makanan kesukaan Ezi loh! udang tempura " sahut bunda tak kalah semangat


" kalo ayah dimasakin apa bun??" jawabnya meledeng dengan penuh keirian


" kalo ayah, makan ini aja yah, kan masih sakit" jawab bunda kembali sambil menyodorkan makanan kepiring ayah


" loh kok cuma sayur sop sama tempe goreng sih bunda :( " jawab ayah sambil manyun


" ayah kan lagi sakit makannya harus dijaga, sini biar lebih enak bunda suapin " kata bunda sambil menyuapi ayah


" ihhhh.. curang masa ayah doang sih bunda yang disuapin aku kan juga mau " jawabku manyun


" kamu ini iri aja sini bunda suapin juga " jawab bunda penuh perhatian


Keharmonisan seperti inilah yang mampu menghilangkan semua kesengsaraan yang ku hadapi saat ini.
Aku mengerti sekarang, Ya Tuhan maafkan aku, aku tlah berprasangka buruk pada-Mu..
Kau memang menciptakan susah, kesulitan dan  duka pada kami namun Kau juga menciptakan penawarnya yaitu keharmonisan , Kebersamaan dan Cinta pada kami..
Maafkan aku Ya Tuhan sungguh aku baru mengerti apa arti semua ini.




T B C

Tidak ada komentar:

Posting Komentar